Thursday, 30 April 2015

Menjadi Pribadi Yang Lebih Positif

anaufalm Blog - Selamat malam semua, kali ini saya akan berbagi soal tulisan salah seorang ustad saya, guru besar saya, Ust Irsyad. Beliau seorang guru yang sangat saya kagumi walaupun cuma pernah belajar sekali dalam kelas, *itu pun menggantikan ustad yang berhalangan hadir :v. Tapi walaupun begitu saya senang, karena beliau merupakan salah satu guru yang paling saya kagumi. Kata-katanya dapat menginspirasi siapapun yang mendengarnya. Logat bicaranya yang tajam, intonasi yang tajam, khas beliau sekali.


Oke, langsung saja. Jadi ceritanya tadi saya lagi cari-cari materi untuk bahan presentasi besok hehe, eh gak taunya nemu artikel ini. Saya jadi ingat tahun lalu ketika beliau ceramah Jum'at di Masjid sekolah kami dulu, materinya seperti ini. Oke lagi, langsung saja simak cemilan motivasi berikut ini. Percaya aja, pasti lebih maknyuss ketimbang celotehan Mario Tango di Mantri TV. :p



Menjadi Pribadi Yang Lebih Positif - Oleh Irsyad Syafar, Lc, M.Ed*


Salah satu nilai lebih dan keunggulan seorang mukmin adalah dia memiliki pribadi yang positif. Maksudnya adalah seorang mukmin tidaklah sempurna. Akan tetapi, kelebihan yang Allah berikan kepadanya digunakannya untuk kebaikan dirinya dan kebaikan agamanya.



Rasululllah mengajarkan dalam sabdanya:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ , وَلاَ تَعْجَزْ ، فَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ ، فَلاَ تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا ، وَلَكِنْ قُلْ : قَدَّرَ اللَّهُ ، وَمَا شَاءَ فَعَلَ ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ. (رواه مسلم)


Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, dan masing-masing ada kebaikan. Jagalah selalu yang memberimu manfaat, dan minta tolonglah kepada Allah, jangan menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jangan katakan: “jikalau seandainya saya lakukan ini dan itu...”, akan tetapi katakanlah: Takdir Allah, dan apa yang Dia kehendaki Dia kerjakan. Karena sesungguhnya “jikalau” itu membuka pekerjaan syetan”. (HR Muslim)


Dari hadits ini Rasulullah telah menegaskan bahwa mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah dari pada mukmin yang lemah. Kekuatan disini mencakup berbagai kekuatan: mulai dari kekuatan tekad dan kemauan kepada urusan akhirat, semangat berjuang dan maju ke medan jihad, kekuatan dalam amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan kesabaran dalam melaksanakannya, kekuatan melakukan berbagai kebaikan yang mungkin: kuat dalam shalat, kuat dalam shaum, kuat dalam dzikir, kuat dalam tilawah, kuat dalam infaq, kuat dalam membantu orang lain, sampai kepada kuat dalam membela agama Allah.

Seorang mukmin harus peduli dan menjaga yang berkemungkinan memberikan manfaat bagi dunia dan akhiratnya. Tidak boleh merasa lemah lalu berkata: “ah saya nggak bisa ini, saya nggak mampu itu, saya kurang pede, saya tidak sanggup....” dan kalimat-kalimat negatif lainnya. Bahkan disaat dia mengalami kesulitan, musibah atau kegagalan pun dia tetap menjadi seorang pribadi positif. Takkan ia sesali kejadian itu dengan mengatakan: “seandainya saya gak begini tentu hasilnya akan begini...”. Ia akan sikapi itu dengan keimanan kepada Allah. Ini adalah takdir Allah bagi diri saya, Allah yang memperbuat segala kehendakNya kepada saya. Artinya, disaat susahpun ada peluang mendapatkan kebaikan, yaitunya pengakuan terhadap kekuasaan Allah.

Pada momen Ramadhan ini, setiap kita bisa mengekspresikan kekuatannya agar menjadi mukmin yang baik dan dicintai Allah. Bagi yang memiliki kelebihan dalam Al Quran, baik bacaan dan hafalannya, maka dengan kelebihannya itu ia syiarkan dan menangkan Islam. Yang mempunyai kelebihan harta ia menangkan Islam dengan hartanya. Yang potensial menulis dapat membela Islam dengan tulisannya. Yang unggul dalam komunikasi juga dapat menyebarkan keutamaan Islam dengan pembicaraannya. Yang memiliki kelapangan waktu bisa membantu saudaranya memenuhi kebutuhannya. Kita bisa menjadi istimewa dengan berlomba-lomba dalam banyak kebaikan.

Tapi perlu diingat, jangan sampai kebaikan yang kita maksimalkan melakukannya, berakibat terlalaikan atau tertinggalnya tugas dan kewajiban yang harus kita laksanakan. Jangan gara-gara qiyamullail begitu panjang, lalu masuk kantor terlambat dan dikantor terkantuk-kantuk. Malas melayani masyarakat dengan baik. Jangan gara-gara banyak tilawah dan mengejar target bacaan, kerja kita sebagai guru tertinggalkan. Pelajaran dan nilai anak-anak didik terabaikan. Jangan gara-gara sibuk berceramah kesana-kemari, ibadah wajib dan shalat tarawih tidak berkualitas dan jauh dari khusyuk. Jangan karena cinta akhirat lalu makan sedikit, minum sedikit, tak peduli dengan gizi dan protein. Akibatnya tubuhnya lemah dan sakit-sakitan. Tetap saja pribadi yang positif adalah pribadi yang tidak melalikan kewajibannya, baik kepada Allah, kepada sesasama manusia maupun kepada dirinya sendiri...
Wallahu A’laa wa A’lam bishshawab...

Berjuang untuk menjadi mukmin yang lebih baik....

***

*Irsyad Syafar merupakan alumni MAPK Koto Baru Padang Panjang dan Alumni Magister en Education di Cairo University, sekaligus guru besar Perguruan Islam Arrisalah Padang, Sumatera Barat.

Dikutip dari status facebook, Ust Irsyad Syafar, Lc, M.Ed (30/06/2014)
Source

0 comment

Post a Comment