Tuesday 10 June 2014

Panduan Memilih Konsentrasi Jurusan Ilmu Komunikasi yang Benar

Memilih Konsentrasi Jurusan Ilmu Komunikasi
Panduan Memilih Konsentrasi Jurusan Ilmu Komunikasi yang Benar - Public Relation, Jurnalistik, Manajemen Komunikasi

Untuk semua anak Ilmu Komunikasi yang masih bingung dalma menentukan konsentrasi.

Sudahkah kalian pikirkan dengan matang tentang konsentrasi yang anda pilih kedepannya? Public Relation, Jurnalistik, dan Manajemen Komunikasi?

  • Jika sudah, bagus. Lanjutkan! Dan serius lah untuk kedepannya.
  • Jika belum, perbanyak lagi informasi anda mengenai ketiga konsentrasi tersebut. (baca : Prospek Kerja Lulusan Ilmu Komunikasi
Pikirkan dengan matang progressnya kedepan, kalau perlu diskusikan dengan orang tua, kakak senior, dan orang yang lebih berpengalaman.
Jangan sampai salah pilih. Karna ini menyangkut dengan aktivitas kuliah anda sampai tamat. Tidak ada istilah pindah konsentrasi. Jika ingin pindah konsentrasi, dengan hormat silahkan anda mendaftar lagi tahun depan. (sumber: senior)

Ini yang penting. Dan banyak yang salah pengertian tentang ini. BACA BAIK-BAIK!!

1. Memengaruhi kawan
Jangan ada istilah mempengaruhi kawan dalam memilih konsentrasi. Kenapa? Karana yang kuliah itu kita sendiri, bukan kawan. Kita berhak menentukan masa depan kita masing-masing. Life is Choice!! Pilih jalan masa depan anda sendiri.

2. Ikut-ikutan teman atau sahabat
Misalnya, A, B, dan C sudah bersahabat sangat dekat. Bahkan mereka tidak bisa dipisahkan. Karena A dan B masuk PR (misal), Dengan terpaksa C juga masuk PR, padahal kemauan, minat dan bakatnya di Jurnal. Dengan berat hati dan sangat terpaksa C masuk PR karena anggapannya mereka tidak bisa dipisahkan, dan tidak bisa belajar tanpa teman-temannya itu.

3. Mengikuti keinginan orang tua
Jangan salah kaprah dengan ini!! Baca baik-baik.

Contoh:
(1) Ada sebagian orangtua yang "sangat ngotot" anaknya ingin jadi dokter, padahal anaknya memiliki bakat desain grafis. Untuk menyenangkan hati orangtuanya, si anak pun menjadi dokter. Bisa berabe pasien nya ketemu dokter yang kayak gini. "tidak ditangani oleh orang yang profesional di bidangnya"

(2) Orang tua yang "menyarankan" anaknya untuk menjadi seorang pelukis, dan bakat si anak memang di dunia lukis. Its OK, fine. Ini adil. Tidak ada unsur keterpaksaan.

Memang yang kuliah bukan orangtua, tapi tidak ada salahnya kan orangtua memberikan saran dan masukan untuk masa depan anaknya?
Pilihan tetap ditangan anda!

Dengan menulis artikel ini, saya secara PRIBADI hanya membantu teman-teman dalam membantu memilih konsentrasi yang pas dengan minat dan bakat anda. Tidak ada unsur menjelak-jelekan konsentrasi yang anda pilih. Apalagi mengajak atau menghasut untuk masuk ke konsentrasi jurnalistik.

Ini perlu diluruskan, karena saya dapat info ada yang mengatakan bahwa ada teman kita yang mengajak masuk ke salah satu konsentrasi. Padahal ini sebenarnya bukan mengajak, tapi memberi masukan. Mungkin caranya yang salah dan teman yang lain malah mengolok-olok. Bahkan mengatakan "jangan mau ikuti kata orang-orang BODOH!" Bodohnya di capslock lagi. Ada lagi yang bilang "semoga setan-setan yang menghasut itu cepat segera insyaf"

Satu pesan saya. Hargai pendapat orang lain, jangan merasa diri anda yang paling benar, karna itu hanya milik Allah semata. Pikirkan dulu apa yang harus kita omongkan, jangan asal ngomong.

Mohon maaf jika ada kata-kata saya yang tidak sesuai dengan tempatnya.
Terima kasih sudah membaca sampai habis.
#SalamKomunikasi

0 comment

Post a Comment